Melihat Rangga yang sedang membaca Aku karya Sjuman Djaya, Cinta berusaha mencari buku yang mengalihkan dunia cowok itu. Seberapa menarik sih buku itu sampai-sampai dirinya tak ditanggapi, begitulah kira-kira apa yang ada dalam pikiran Cinta. Sayangnya, Cinta tak menemukan buku itu di toko buku mana pun.
Sampai sekarang, Aku karya Sjuman Djaya pun masih tersedia di toko-toko buku. Penerbitnya seperti menyengajakan untuk membuat buku kisah hidup Chairil Anwar itu tetap bisa dijangkau oleh masyarakat. Setidaknya agar tidak apes seperti Cinta yang pada akhirnya membaca Aku milik Rangga.
Novel Aku Karya Sumanjaya
Adegan-adegan film yang tergambar dalam skenario ini bertujuan untuk mewariskan semangat penyair besar yang dikagumi Sjuman Djaya, Chairil Anwar. Skenario ini merupakan salah satu karya terpenting Sjuman Djaya yang menempatkannya di jajaran para seniman besar Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, Untuk memeriahkan penayangan perdana Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC 2) tanggal 28 April 2016, serangkaian buku akan diluncurkan.Membuka kembali kenangan akan kisah Rangga dan Cinta ketika masa remaja itu diawali rilisnya novel yang berdasarkan kisah AADC pertama. Produser AADC 2 Mira Lesmana, buku akan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dengan konsep untuk membuka ingatan dan memberikan cara pandang bagi yang belum pernah menonton film perdananya. Di samping pembuatan novel yang berdasarkan kisah AADC pertama, akan diluncurkan pula buku yang berisikan skenario dari AADC dan AADC 2 untuk masyarakat luas. Mira berharap, dengan diluncurkannya buku berisikan skenario akan membantu siapa pun yang ingin mulai belajar terjun di dunia penulisan skenario film.Ini seperti ketika AADC pertama, hanya saja sekarang dirilis dalam satu buku dengan AADC 2, ujar Mira.Jika pada AADC penikmat film dikenalkan dengan buku Aku karya Sumanjaya. Kali ini di AADC 2, Rangga akan membawakan puisi-puisi karya M. Aan Mansyur yang akan diterbitkan dalam kompilasi buku dan foto berjudul Tidak Ada New York Hari Ini. Rencananya rilis buku tersebut bersamaan dengan penayangan perdana film AADC 2 pada akhir April.
Membuka kembali kenangan akan kisah Rangga dan Cinta ketika masa remaja itu diawali rilisnya novel yang berdasarkan kisah AADC pertama. Produser AADC 2 Mira Lesmana, buku akan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dengan konsep untuk membuka ingatan dan memberikan cara pandang bagi yang belum pernah menonton film perdananya.
Di samping pembuatan novel yang berdasarkan kisah AADC pertama, akan diluncurkan pula buku yang berisikan skenario dari AADC dan AADC 2 untuk masyarakat luas. Mira berharap, dengan diluncurkannya buku berisikan skenario akan membantu siapa pun yang ingin mulai belajar terjun di dunia penulisan skenario film.
Jika pada AADC penikmat film dikenalkan dengan buku 'Aku' karya Sumanjaya. Kali ini di AADC 2, Rangga akan membawakan puisi-puisi karya M. Aan Mansyur yang akan diterbitkan dalam kompilasi buku dan foto berjudul 'Tidak Ada New York Hari Ini'. Rencananya rilis buku tersebut bersamaan dengan penayangan perdana film AADC 2 pada akhir April.
Brilio.net - Dalam hubungan percintaan pasti akan menghadapi berbagai persoalan. Untuk mengatasinya, setiap orang memiliki caranya tersendiri. Ada yang memilih mencari motivasi dari orang lain. Ada pula yang memilih untuk mencari referensi lain, seperti dengan membaca novel.
Di Indonesia, sudah banyak penulis novel yang karyanya sukses diminati para pembaca. Diantaranya ada Tere Liye, Raditya Dika, Andrea Hirata dan masih banyak lainnya. Bahkan, tak sedikit pula karya mereka yang diangkat ke film layar lebar.
Ketika membaca novel, kamu pasti akan menemukan banyak kutipan dari sang penulis. Salah satunya kutipan tentang kata-kata cinta. Melalui kata-kata cinta dari kutipan novel tersebut, perasaanmu mungkin bisa terwakilkan. Sebab, banyak di antaranya yang sangat relate dengan kehidupan.
Di film ini Rangga (Nicholas Saputra; Bentuk lain dari diriku) hobbynya membaca. Tak mau berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Teman satu-satunya disekolahan cuman tukang cleaning service. Sampai akhirnya Cinta (Dian Sastrowardoyo) menjadi teman terbaiknya. Buku yang selalu ditenteng-tenteng, dibaca dan membuat penasaran si-Cinta berjudul; AKU! Buku karya SjumanDjaya. Sebuah skenario yang ditulis untuk dijadikan bahan membuat film. Tapi bukan film ini; Film Ada Apa Dengan Cinta. Buku yang memuat Perjalanan Hidup dan beberapa puisi Chairil Anwar. Penyair Binatang Jalang!
Aku tertarik memburu buku tersebut. Toko buku-buku besar kusinggahi untuk mencari buku tersebut. Sayangnya tak ada satupun toko yang menjualnya. Untungnya di toko buku loak jalan semarang, Surabaya aku mendapatkannya. Sebenarnya ada dua buku dengan cover muka Chairil Anwar. Yang satu berjudul AKU, yang satu lagi berisi karya-karya puisinya. Aku berhasil mendapatkan buku yang berjudul Aku. Buku ini berkesan. Berkesan karena susah sekali mendapatkannya. Buku pertamaku mengenal puisi. Puisi yang benar puisi. Buku yang ternyata sangat diburu. Kuketahui dari penjual buku tersebut. Penjualnya bilang pasca meledaknya film AADC, buku ini laris. Laris untuk dicari. Yah, walau laris dan susah dicari, begituku dapatkan, kutawar semurah mungkin.
Buku ini hampir mirip sebuah buku biografi. Biografi Chairil Anwar. Penulisannya tak terlampau kaku. Dibuat berjalan. Berjalan seperti layaknya adegan-adegan dalam sebuah film. Sjuman Djaya menuliskan Chairil sebagai tokoh sentral dalam buku ini. Sosok yang menjadi penting untuk ditelusuri lebih lanjut karya-karyanya. Mengapa Chairil yang diangkat? Sjuman adalah salah satu orang yang percaya bahwa karya sastra dapat mengubah hidup manusia. Beberapa karya sastra pernah diangkatnya menjadi sebuah Film. sjuman Djaya juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Otomatis dengan posisinya ini beliau mengangkat para seniman untuk diketahui oleh masyarakat luas. Karya yang paling terkenal yang pernah dibuat oleh Sjuman Djaya; Yang Muda Yang Bercinta; dengan WS Rendra sebagai pemain lelaki utamanya. Oh tentang siapa itu Sjuman Djaya silahkan cari sendiri yah. Via search engine kan bisa! hehe.
Sayang! Sampai sekarang produser perfilman Indonesia tak mengangkat Buku Sjuman Djaya ini menjadi sebuah Film. Rudi Soejarwo sukses mengangkat Film AADC untuk mendobrak kelesuan perfilman Indonesia. Kaum-kaum muda pasca film AADC sedikit berubah menjadi lebih baik. Yah! ini hanya asumsi saja. Pasca film AADC bermunculan film-film yang tak kalah meledaknya. Salah satunya GIE. Juga masih mengangkat Nicholas Saputra sebagai tokoh utamanya. Film yang juga memperlihatkan bacaan-bacaan penting. Penting, karena buku-buku yang ditampilkan dalam film tersebut susah sekali dicari. Orang-orang seperti Rudi Soejarwo, Sjuman Djaya, Riri Riza, Mira Lesmana, dll adalah orang yang dibutuhkan. Dibutuhkan untuk menjadikan film sebagai media belajar. Belajar untuk membaca. Membaca buku. Yah! Membaca. Masyarakat Indonesia lebih senang menonton daripada membaca buku. Nah kalo tontonan itu bisa menjadikan pemicu masyarakat untuk membaca lebih sering, tentu ini adalah kemajuan besar. Suatu masyarakat paling primitif pun, misalnya di jantung Afrika sana, tak pernah duduk di bangku sekolah, tak pernah melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca-tulis, masih dapat mencintai sastra, walau sastra lisan. (kata Magda Peters, 233, Buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer).
Pada tahun 1959, Sjumandjaja memperoleh beasiswa untuk belajar di Moscow, Russia. Dirinya menempuh pendidikan di All Union State Institute of Cinematography, Moskow sampai tahun 1965. Dia lulus dengan tugas akhir berupa film dengan judul Bayangan. Film tersebut merupakan film hitam putih berdurasi 25 menit, berbahasa Rusia, dan ceritanya diadaptasi dari sebuah kisah yang ditulis oleh novelis Amerika Serikat bernama Erskin Caldwell. Tugas akhir tersebut memperoleh predikat sangat memuaskan. Hal ini membawanya menjadi orang ke-7 yang mampu memperoleh predikat tersebut sejak institusi tersebut berdiri pada 1919. Dia juga menjadi orang non-Rusia pertama yang memperoleh predikat tersebut.[1]
Bagi sebagian orang, membaca adalah hal yang menyenangkan. Terlebih untuk dia yang menyukai berbagai genre buku, seperti sastra atau novel. Walaupun generasi membaca sudah sedikit berkurang di era berkembangnya teknologi. Tapi itu tidak bisa tergantikan. Nah, untuk kamu yang baru mau mencoba membaca buku untuk mengurangi jenuh atau menenagkan pikiran. Ada beberapa rekomendasi buku sastra yang pas banget dibaca untuk kamu sebagai pemula. Simak di bawah ini ya!
Salah satu karya dari sastrawan, Pram ini memiliki judul Bumi Manusia. Dimana cerita dari Bumi Manusia ini bisa membuat pembaca bisa melihat situasi dan kondisi masyarakat Indonesia pada saat dibawah jajahan Kolonial Belanda. Tidak hanya itu, lewat buku ini digambarkan bahwa keadilan sangat harus diperjuangkan apa pun resiko yang akan dihadapi nantinya. 2ff7e9595c
Commentaires